Senin, 23 Februari 2009

WASPADAI ISU SARA
PADA PEMIRADI UNIMED
Oleh ; Tukiman Pulungan
Pemira seyogyanya menjadi ajang penyaluran aspirasi mahasiswa untuk memilih wakil-wakilnya yang akan duduk di Senat Mahasiswa, baik tingkat Fakultas maupun tingkat Universitas, ataupun yang akan duduk di Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas. Namun, jika kita melihat realita yang terjadi dilapangan, sepertinya tercium indikasi adanya pemanfaatan isu-isu SARA yang digunakan oleh segelintir oknum, untuk memperoleh dukungan.
Para oknum-oknum ini memanfaatkan isu-isu agama maupun suku, untuk memikat dan mengumpulkan dukungan dari para pemilik suara dalam pemira, sehingga nafas demokrasi dalam berpikir, berpendapat maupun menetapkan pilihan di kungkung dengan kerangkeng agama maupun suku. Sehingga para pemilih, cenderung untuk memilih orang-orang yang seagama ataupun sesuku, yang akhirnya menimbulkan pengkotakan-pengkotakan dan sikap saling mencurigai diantara sesama mahasiswa.
Jika proses pemilihan dilakukan dengan mendasarkan pilihan pada kesamaan agama dan suku, maka ini akan mengesampingkan penilaian yang objektif terhadap sosok yang dipilih. Karena aspek kepribadian (personality), kemampuan membina hubungan sosial (managerial society), kepemimpinan (leadership), dan kemampuan mengelola sebuah organisasi yang baik (managerial organization) akan tertutupi bahkan hilang sama sekali karena tersamarkan oleh jubah agama dan suku. Bahkan ada kecenderungan bila isu agama dan suku yang dipakai dalam menentukan pilihan, maka prospek terjadinya kontrak politik kepentingan akan memainkan peranan yang cukup besar.
Hal ini perlu diwaspadai, karena jika dibiarkan berlarut-larut, pembelajaran demokrasi tidak akan pernah berjalan, sebagaimana yang diharapkan oleh para pencetus teori demokrasi dan the founding fathers yang telah menyatakan bahwa negara kita adalah negara demokrasi. Jangan sampai demokrasi yang kita perjuangkan menjadi “democrazy”.
Design By : Anhar Corporation

Tidak ada komentar:

Posting Komentar